Jumat, 23 Maret 2012

PUISI

                             KARYA PUISI 2011 DAN 2012 OLEH HASAN SAS
Kota Kelahiran Situbondo , Jawa Timur
Desa Tanjung Sari Timur Kecamatan Mangaran

                                                          KUATKANLAH
Aku sendiri di sini                                                              
Lewati hari tanpa hadirmu
Kuatkanlah diriku oleh cintamu
Redamkan diriku dengan kerinduanmu
                 Bila malam datang hantui aku lewat mimpimu    
                 Jika mentari datang berikan aku senyummu
                 Walau hanya dalam bayangan semu
                 Kuatkanlah diriku dengan kesetiaanmu
Aku akan menunggu di setiap hidupku
Menanti kehadiranmu kembali
Jangan kau hianati cintaku
Yang akan aku beri hanya untukmu
               Walau kita jauh di sana
                Tapi namamu selalu bersinar di lubuk hatiku
                Akankah kau sama sepertiku
                Rindu di setiap ruang hidupku   


                                                         TAK BERDAYA  
Aku lewati hari antara rembulan dan matahari
Bernafas di antara udara dan api
Bercermin di antara awan dan tanah
Terdampar dosa dan pahala di setiap waktu
                 Tak berdaya ilustrasikan hidup
                 Ada ruang dalam dunia binatang
                 Yang mampu merasuk dalam raga manusia
                 Malam bagaikan kamboja 
Pagi bagaikan karang
Daun kehidupan mulai membusuk
Darah – darah mulai berkeliaran
Hati mulai termakan singa
                 Jujur berpadu dengan dusta
                 Kebencian mulai bangkit dari kuburannya
                 Arwah – arwah anarkis sudah bergentayangan
                 Tak ada lagi  empati dalam singgasana
 Sampai kapan embun bisa bercinta pada matahari
Bintang bisa memeluk rembulan
Semua sirna akan keangkuhan
Tak mau menghargai sesuatu adaptasi
                 Maunya tidur bersama uang kehidupan
                 Tak peduli jantung berhenti di sambar petir
                  Buaya sudah banyak memakan korban
                  Ayam desa sudah tak berdaya             
Bencana sudah jadi makanan
Dari gempa , tsunami , longsor dan gunung berapi
Tapi masih ada tawa di muka koruptor
Dari bencana uang akan datang
                      Tak ada lagi pedoman dalam beragama
                      Hanya surga dan neraka
                      Jasmani dan rohani saksi dalam tinta pengembara
                      Tak berdaya ilustrasikan hidup
Biarlah rumput yang menjadi  belaian
Biarlah garam yang menjadi penyejuk hati
Biarlah duri yang menjadi penghibur
Biarlah semua mengalir dalam komitmen masing – masing seseorang

                                                       AKHIR PENANTIAN
Maaf bila akhirnya darahku berhenti disini
 Hatiku tak sanggup lagi jalani hubungan tanpa status
Kau yang selalu aku puja tapi sikapmu hancurkan batinku
Salahkah bila aku mencari utuhnya hatimu
                     Salahkah bila aku hawatir akan dirimu
                     Aku akan pergi dengan seribu kenangan bersamamu
                     Membawa senyummu dalam kepergianku
                     Cukup sudah aku tangisi dirimu
Cukup sudah aku menanti jawabanmu
 Sudah terpancar jawaban lewat sikapmu
Harus bagaimana lagi aku yakinkan cintaku padamu
Selalu kau hancurkan aku lewat egomu
                    Aku hanya butuh kasih sayangmu dan utuhnya hatimu
                    Haruskah aku pergi darimu biar kau tau luka yang aku rasa
                    Tak sanggup lagi saat wajahmu menyapa hariku
                    Selalu ada tanya dalam sanubariku
Inikah yang namanya cinta perlahan mematikan jantungku
Percuma diriku pertahankan perasaanku
Bila kau terdiam membisu
Aku tolak bunga cinta hanya demi hatiku padamu
                   Masih pantaskah aku mencintaimu
                   Sementara aku hanya bisa buat dirimu terluka
                  Terluka saat aku tanya arti hadirku
                  Separah itukah aku .....?
Maaf bila aku terlalu egois selama ini
Aku sudah turuti apa yang kau mau
Aku sealalu ada untukmu
Sikapku berubah karenamu
                   Haruskah aku jadi bintang yang dulu tanpa sinarmu
                   Jujur saja saat pertama aku lihat dirimu
                  Aku langsung jatuh hati pada pesonamu
                  Aku pikir waktu itu apa aku bisa bersanding dengan puteri sepertimu
Akhirnya waktu mempertemukanku padamu
Aku sapa dengan belaian cinta abadiku
Aku telusuri apa yang ada di hatimu
Mencoba menjadi cermin dalam harimu
                   Sampai saatnya aku ucap kata cinta padamu
                   Biarlah aku pergi dengan kehancuran ragaku
                   Biarlah aku simpan cinta hanya untukmu
                   Semoga kau tau isi perasaanku
Kau penghias lubuk hatiku
Kau penghibur dalam kesedihanku
Kau segalanya untukku
Biarlah penantianku berhenti disini
                    Karena cintamu terlalu terlarang untukku
                    Jika ada cinta di hatimu bilanglah dengan serius padaku
                    Pada saat itu pula aku akan menangis dan memeluk dirimu
                    Sampai hatiku bersatu dengan air matamu 


                                                  MENCARI  BAYANGAN  CINTA
Cintaku tak bisa masuk dalam hatimu
Rinduku tak mampu buat dirimu terpesona
Dirimu dan cintamu terlalu abstrak untukku
Aku masih belum bisa adaptasi dengan hatimu
                  Pikiranku coba pandang cakrawala dalam hidupmu
                  Tapi bayangan fatarmorgana menghalangiku
                   Untuk selalu mencari bayangan cintamu
                   Aku coba menjadi embun agar aku tau tentang perasaanmu
Walau kadang sinarmu menyakitiku
Aku pantulkan wajahku lewat sinar matahari
Mungkin bisa menyatuh dalam ragamu
Aku menangis lewat tangisan hujan
                   Agar kau tau aku hanya mencintaimu
                   Angin mencoba membawa jiwaku padamu
                   Tapi petir menghampiriku lewat amarahnya
                   Tak pernah jenuh aku katakan cinta
Karena hatiku yang ingin menyatuh dalam hatimu
Rasaku mencoba menjadi cermin dalam harimu
Tapi aku tak bisa baca imajinasi hatimu
Air mataku merayu agar tetap mencintaimu
                  Aku coba memahami sikapmu walau hanya dalam mimpiku
                  Hatiku selalu optimis bisa menyatuh dalam cintamu
                  Walau pesimis menghadang aku coba tepis demi sanubariku
Aku tak ingin lari dari perasaanku
Walau aku tau sulit untuk mematahkan hatimu
Sampai darahku mengalir aku akan tetap ada cinta untukmu


                                                              TIPIKOR
Ada kata jujur dan sadar  di beli dengan uang
Tak peduli air mata menangis membawa doa
Doa yang terlarang oleh ucapan sang penguasa
Atribut tahanan kota menjadi cakrawala ilusi
                   Spanduk berbicara tentang demokrasi
                   Teroris revolusi membawa senjata buronan
                    Meledakkan ribuan tipikor menghirup udara
        :            Sementara suara keadilan membusuk di jalanan
Ini potret jasmani dan rohani budaya politik
Melambangkan pancasila yang teraniaya
Melambangkan pahlawan yang kesakitan
Dimana obsesi neraka dan surga
                      Terlintas secara kasap mata
                       Di belantara gelombang kesusahan


                                                             ATMOSFER
Ada dasi dan almamater berkombinasi
Ada juga wajah cantik di beli
Ini realita bukan investigasi
Menjadi pengetahuan binatang kota
                       Banyak resepsi yang ditawarkan
                       Antara  sugesti dan emansipasi
                       Terserah uang yang bicara
                       Tak peduli refleksi manusia
Kadang artis disebut tuhan
Ada juga dewa uang adalah tuhan
Komposisi  sederhana tapi menyakitkan
Sementara aktivis desa dijajah
                        Kenapa tidak jas itu yang di bunuh
                        Yang berpakain rapi ala politisi
                         Polisi tidak mau menembak
                         Anjing – anjing yang memakan korban
Malah wacana kematian sudah dikabarkan
Teroris adalah musuh yang harus diberantas
Diberantas secara seporadis
Motif apa yang di sholati
Sehingga doa semakin terbaca
                            Hai .....................?
                            Tukang becak galila kubur
                             Untuk malaikat yang menjelma syetan
                             Lalu naikkan tarifmu untuk surga dan negara
 Biar alam murka akan kemunafikan
Silakan bersilaturrahmi lautan lepas
Biarkan gunung –gunung melukis tangisannya
Biarkan gempa memperkosa jalanan

                                                      SEPENGGAL KENANGAN
Detik demi detik telah bergulir
Laksana air yang terus mengalir
Tak tau kapan akan berhenti
Seolah waktu tak mengenal mati
                 Memori di masa lalu
                 Bagaikan goresan panjang di atas batu
                 Yang senantiasa membekas
                 Meskipun air datang menghempasnya
Takkan bisa aku lupakan
Masa – masa penuh kenangan
Akan selalu di ingat
Sampai aku berusia lanjut
                  Ingin aku kembali ke masa lalu
                  Mengulang kembali kenangan masa lalu
                  Namun kenyataan buatku sadar
                  Bahwa waktu tak bisa di putar

                                        AKU CINTAI  ORANG  YANG  SALAH 
Pertama kali aku melihat dirimu
Hanya rasa tak simpatiklah
Yang muncul dalam benakku
                     Kau begitu dingin
                     Kau begitu cuek
                     Kau begitu pendiam
Dan tak pernah melemparkan senyum
Awalnya aku kira kita tak mungkin akrab
Karena aku sangat berbeda darimu
                       Tapi rupanya dewa dan dewi cinta
                       Telah iseng memanahkan panahnya di hatiku
                       Sehingga perasaan tak simpatik
                       Berubah cinta dalam sekejap
Kau sukses mencuri hatiku
Kaupun sukses merubah hidupku
Tapi di saat hatiku telah siap aku berikan
Kau hancurkan dan injak – injak begitu saja
                           Kemudian kau menjauh dan pergi
                           Hilang dari pandanganku
                           Kau takkan pernah tau
                           Pedih hati yang aku rasakan ini
Membuatku hampa
Membuatku merasa dunia ini hambar
Membuatku kesepian
Dan membuatku berteman dengan bayangan palsumu
                              Semakin lama aku semakin bertanya – tanya
                               Mungkinkah aku ini terlalu bodoh
                              Terlambat untuk menyadari
                              Bahwa aku mencintai orang yang salah

                                  LUKISAN 2011 SAMPAI TERBITNYA 2012 
Aku lewati sedih bersama bintang
Menghirup wanginya bunga mawar
Tertusuk sinar yang sangat aku dambakan
Terhempas angin akan kerinduan
                           Aku lewati senang bersama rembulan
                           Pancarkan sejuta cinta lewat kesucian
                           Menahan panas lewat pancaran matahari
                           Aku coba tahan dengan gelombang air mata
Aku bingkai hari dengan senang dan sedih
Aku lewati dengan sepenuh raga
Tangis tawa telah menyatuh dalam sanubari
Maaf bila mulutku banyak dusta akan hidup
                               Tergoreskan akan neraka dan surga
                               Antara rohani dan jasmani
                               Ingin aku lukis tahun 2011 dengan cinta
                               Sampai terbitnya tahun 2012 sampai nafasku bersatu dengan tanah
Terimah kasih ................
Lautan mutiaraku
Anginku
Rembulanku
Bintangku
Matahariku
Embunku
                              Kau tak pernah lelah mendampigiku
                               Hingga aku yang kau fikirkan


                                                          UNTUKMU SAYANG
Maaf bila aku pergi tanpa kau tau
Maaf bila penantianku berhenti disini
Cukup sudah hatiku menangis karenamu
Biarlah aku pendam cintaku sampai akhir hidupku
                        Hatiku tak sanggup lagi melihatmu
                        Kau cantik tapi tak pernah tau arti hadirku
                        Aku coba pandang matahari biar wajahmu lepas dari pikiranku
                        Aku coba pandang bunga yang lain
Tetap saja kau yang paling menusuk hatiku
Maaf bila aku pergi tanpa kau tau
Kini aku tak sanggup lagi jalani hidup tanpa arti kepastian
Biarlah aku lepas dirimu
                            Walau aku tau hatiku akan redup seketika
                             Tak bisa lagi aku berpikir tentang dirimu
                             Cobalah mengerti tentang sanubariku
                             Lihatlah mataku yang merah akan ulahmu
Senyumku tak bisa bohong akan hancurnya hati
Andai aku bisa jadi embun dalam hatimu
Andai aku bisa jadi sinar dalam hatimu
Pasti kau tau akan cermin kesetianku
                                 Sekarang aku sadar kau yang paling aku puja
                                 Kau segalanya bagiku kau pemberi semangat dalam lubuk hatiku
                                 Waktu siang aku teracuni wajahmu
                                 Malam kau buat aku merindu
Haruskah aku tinggalkah rasa ini
Pergi melupakanmu sampai kau benar – benar mengerti akan perasaanku
Biarlah aku membisu menanti arti cinta
Yang akan membuatku menjadi baik dari yang sekarang
                                   Maaf bila aku pergi tanpa kau tau
                                    Biarlah aku menangis pada cintamu
                                    Biarlah aku mati pada rasamu
                                    Biarlah ragaku patah akan senyummu
Biarlah tubuhku pergi bersama kenanganmu
Semua yang kau beri terlalu indah untukku
Semua perjalanan bersamamu akan aku kenang
Sampai jumpa bidadariku .................
                                        Biarlah aku terbang dengan sayap – sayap patahmu
                                        Maaf bila aku pergi tanpa kau tau
                                        Aku akan coba hapus kenangan bersamamu
                                        Tapi aku sulit untuk menghapus cintamu
Sadarkan aku lewat tangisanmu
Bila kau mencintaiku
Sampaikan hancurnya hatiku
Lewat pancaran air mataku
                                         Untukmu yang aku sayang
                                         Jangan tangisi kepergianku
                                         Biarlah aku yang menangis akan penantianku
                                         Akan aku tutup rasaku akan cinta
Aku tak ingin lagi bercinta
Biarlah syair – syair rindu yang akan menemani
Biarlah embun kehancuran yang membasahi
Biarlah sinar bintang yang menerangi
                                            Biarlah api yang membakar ragaku
                                            Biarlah bunga layu yang aku tanam
                                            Biarlah air hujan yang mendiginkan badanku
                                            Biarlah garam yang tumbuh di hatiku
Betapa aku mencintaimu dengan sepenuh hatiku
Tapi tak akan aku ucap lagi kata gombalku
Biarlah cintaku padam akan karaktermu
Terima kasih rembulan kau telah isi hariku dengan warna sinarmu
                                           Terima kasih matahari telah membuat hangat hatiku
                                           Biarlah aku menjadi pelangi
                                           Biarlah aku menjadi awan
                                           Biarlah aku menjadi tetesan air matamu   


  
                                                         TANGISAN BATIN
Terbayang akan kemarahan masa lalu
Terbungkam akan mulut kehidupan
Tak bisa aku tahan egois itu
Bila hadir bayangan kehancuran
                         Aku tanam lagi arti kerinduan
                         Mencoba pahami lewat tangisan
                         Lewat cakrawala yang suram
                         Masih membekas pertengkaran batin
Antara hidup dan mati
Diriku mencoba menahan sang waktu
Saat – saat indah dulu
 Ada kasih sayang
                           Antara alam akan kehidupan
                           Sekarang aku sadar
                           Aku adalah api yang harus tau arti dunia
                           Tak akan lemah hatiku akan aku hadapi
Walau nyawa ini mati
Akan aku terjang gelombang
Lewati badai kehancuran 
Menuju embun kdabadian
                            Tak terhitung hari aku menangis
                            Saat petir menyambar hatiku
                            Aku hanya terdiam melihat tangisan batinku
                            Biarlah aku yang hancur
Aku tak ingin ada lagi tangis dan amarah
Yang aku ingin adalah lantunan keharmonisan
Dalam kematian akan pertengkaran


                                                    CINTA DAN CITA – CITA
Aku coba rangkai rinduku dalam senyummu
Cintaku terbang menuju rembulanmu
Efusi wajahmu menusuk lubuk hatiku
Aku mulai adiksi akan pesonamu
                               Akuitas matamu buat aku tak berdaya
                                Diriku mulai afektif  padamu
                                Cintaku semakin agresif untukmu
                               Tak peduli waktu aku merindukanmu
Karakter cintaku tak bisa menyatuh dalam hatimu
Perlahan pasti aku terjangkit virus cintamu
Tak bisa padam namamu di hatiku
Semakin membara perasaanku padamu
                               Walau kau ragu akan hadirku
                               Aku tabur benih – benih perasaanku padamu
                              Aku ingin menyerah tapi tak menyerah
                              Bersatu hidupku akan hadirmu
Tak biasa saat kau jauh
Walau kadang batinku berontak ingin bersamamu
Aku pejamkan mata agar aku bisa bertemu denganmu
Walau itu sebatas mimpi
                             Aku jalani hari bersama bunga hatiku
                             Aku siram dengan sepenuh hatiku
                             Meski bayangan cinta membunuh saat itu
                             Aku siap bila penantianku terulang oleh trauma masa lalu
Tapi sanubariku tak ingin kau pergi
Walau mata angin membawa hatimu berpetualang
Antara cinta dan cita - cita  


                                                    CINTA YANG HILANG  (  HANI )
Aku ada .............
Tapi kau  tak pernah anggapku ada
Seandainya waktu dapat aku putar
Aku ingin kesalahan itu hancur
                           Seandainya cinta itu bertahan di hatimu
                            Aku akan memeliharanya
                            Sampai nanti aku tak sanggup lagi
                            Mempertahankannya di hatimu
Tapi semua itu takkan terjadi
Karena semua salahku
Yang tak sanggup aku hindari
Cinta ini takkan lagi aku tau
                               Cinta itu takkan lagi aku punya
                               Hilang ...................
                               Terbang bersama cinta itu
                               Hanya duka yang tersisa
Hanya sakit yang aku rasa
Dan hanya tangis yang dapat aku lakukan
Di hatiku ...........
Tak akan pernah ada yang lain
Hanya dirimu kasih

                                                   PERMINTAAN KALBU
Jika aku boleh jujur aku ingin jadi embun di hatimu
Izinkan cintaku mengalir dalam hatimu
Bila sinarmu menjadi pengobat rindu untukku
Begitu pula bayanganmu akan jadi cerminku
                           Aku hanya ingin menjadi yang terbaik untukmu
                            Kadang diriku tak sempurna di matamu
                            Aku selalu hadir dengan kerinduan kalbuku untukmu
                            Aku ingin sanubariku menyatuh dalam hidupmu
Tak tentu arah saat matahari menusukku
Begitu pula cintaku padamu
Dikeindahan malam aku tabur wajahku dalam  bintang kehidupan
Agar dirimu selalu melihatku
                             Aku takut saat awan pekat menghantui
                              Aku menangis agar kau tau kerinduan
                              Rasa hatiku telah teracuni oleh sinarmu
                             Aku tak sanggup lagi saat petir menyambar keindahanmu
Tapi aku yakin semua akan menyatuh
Dalam perdamaian cinta dalam kehidupan
Hari terus tersenyum
Panasnya mulai terasa dalam badanku
                                  Api menyalah dalam pikiranku tersentuh oleh kedamaian
                                  Aku ingin terus menjadi bayanganmu
                                  Hingga kau menjadi bayangan
                                 Yang aku dambakan dalam janji abadiku
Aku hanya ingin jadilah kau pelitaku
Arungi kehidupanku
Pancarkan rasa itu
Karena aku tau kaulah yang aku cari selama ini    


                                                               HIDUP
Menangis karena kehilangan
Tertawa karena kemenangan
Tersenyum karena kehidupan
Termenung karena kebencian
                     Melayang seperti awan
                     Mencari kedamaian
                    Terbang bagaikan burung
                    Mencari kebebasan
Merantau seperti air laut
Mencari kebudayaan
Menyambar sepeti petir
Mencari ketidak puasan
                       Jadilah embun walau kadang tersakiti
                       Jadilah bunga walau kadang tak dihargai
                       Jadilah tanah yang selalu belajar akan dirinya
                       Belajarlah jadi bintang agar tau kebersamaan
Belajarlah jadi rembulan yang selalu memberi kebahagian
Walau kadang tak sempurna saat awan pekat menyelimutinya
Jadilah lilin yang selalu memancarkan terang
Walau dia tersakiti sendiri akan panasnya  


                                                             CINTA
Cinta bisa membuat aku mengenangmu
Cinta bisa membuat aku memahamimu
Cinta bisa membuat aku berpikir tentangmu
Cinta bisa membuat aku melupakanmu
                    Cinta bisa membuat aku menggilahimu
                    Cinta bisa membuat aku menangisimu
                   Cinta bisa membuat aku terpaku padamu
                   Cinta bisa membuat aku terbunuh egomu
Cinta bisa membuat aku mati di hatimu
Cinta bisa membuat aku sampah di senyummu
Cinta bisa membuat aku dewasa karenamu
Cinta bisa buat aku merindu sikapmu
                       Cinta bisa membuat aku kehilanganmu
                       Cinta bisa membuat aku buta karena kata – katamu
                       Cinta bisa membuat aku sakit oleh tingkahmu
                       Cinta bisa membuat aku ketagihan namamu
Cinta bisa membuat aku setia kepada air matamu
Cinta bisa membuat aku terpesona bayanganmu
                         Cinta ..............
                         Maafkan aku telah menyapamu
                          Maafkan  aku yang egois akan dirimu
                          Disini  aku membisu olehmu
                          Obsesi akan hadirmu
Cinta ................
Aku ingin menangis di pelukanmu
Aku ingin mati di hadapanmu
Karena hanya padamu
Rindu senyum begitu pula ragaku
                             Cinta  .....................
                             Jujur aku masih rindu akan harummu
                             Takkan jenuh aku melihatmu
                             Hanya kamu yang memberi ispirasi dalam hidupku
                             Mencoba menyiramimu lewat untain kasih sayang
Cinta .....................
Aku hanya bintang yang tak bercahaya
Aku hanya awan yang menyelimuti harimu
Namun dibalik itu tersimpan sejuta rindu padamu
Walau aku harus bersaing demi mendapatkanmu
                                Cinta ....................
                                Aku hanya embun yang mengagumimu
                                Aku hanya rumput yang butuh pancaranmu
                                Aku coba berkata pada angin agar kau tau kesetiaanku
  Jika cinta tak menyatuh dalam hatiku
Aku ingin bunga membawa sanubariku
Dan rembulan menjadi permaisuriku 


                                                          MANUSIA
Aku lihat manusia itu menatapku
Dengan tatapan yang tak dapat dimengerti
Suaranya penuh misteri
Matanya penuh ambisi
                         Rambutnya lurus terbelai
                         Badanya kurus karena obsesi
                        Manusia itu masih sibuk
                        Dengan kata – kata yang keluar indah dari mulutnya
Wajahnya tampan , cantik dan aku mulai merasa terpesona
Tanpa terasa malampun menghampiri
Aku bersihkan dulu seluruh badan
Menggosok gigi agar aku tak ingat bau itu lagi
                         Lalu sajadah indah menemani sholatku
                         Aku jarang menghadap tuhan
                         Disaat hati dan pikiran busuk
                        Aku merasa butuh kepadanya
Jendela mimpi aku taburkan dalam tidur
Tak terasa mata yang pucat
Wajah yang tegang
Badan yang kotor menyambut pagi
                       Aku lanjutkan perjalanan ini mencari waktu
                       Bersama banyangan lilin yang mencair
                      Pesona hujan membasahi pesta yang penuh emosi
                      Pemandangan ini indah
Semuanya menyatuh dalam keringat hujan
Suasana panas tersaji di medan perang
Mata merah saling berjatuhan
Mulut sombong diperlihatkan
                      Ha ha ha ha ..............
                      Angin tertawa secara samar- samar dengan senyum indah yang menawan
                      Kawan .........
                      apa pendapat kamu tentang kata multikultural
                     Sahabat .........
                      ini menjawab tak ada kata itu yang ada hanya kata demokrasi 
Bung .....
Jangan sebut nama itu
Suara itu lantang membuat anjing – anjing menatapnya
Membuat daun berjatuhan dan membuat angin gelisah
                        Masih tak ada yang bisa dimengerti
                        Semua yang aku banyangkan kabur bersama kabut
                        Aku bertanya dimanapun aku berada
                        Yang aku lihat kuburan tak bernyawa
Tanah yang gersang
Tembok – tembok yang besar menghalangi langkah
Seribu bintang aku kejar yang aku dapat  hanya kegelapan sang bidadari
Malaikat tolong cabut sinar – sinar yang menawan dalam sukmanya
                        Biar tak ada darah yang tertumpah dan terbuang
                        Air surga mengalir dibalik kotoran kerbau
                        Bersatu dengan kotoran sapi , tumbuhan dan manusia
                       Sepi terus membakar jalanan lautan samudra
Mobil , kapal , serta penghuni masjid bermuara di atas mutiara gelombang pasir
Pancaran keringat terpendam dalam emosi
Menusuk rusuk adam dan hawa yang melahirkan kunang – kunang
Dinginnya embun membawa cakrawala imaji
                          Tergeletak di padang pasir tak terjamah
                          Di belantara samurai kacamata jasmani dan rohani dilogikakan
                          Tutuplah kasur bank yang otonom
                          Biar tak ada semut ketagihan
Lepaskan burung itu dari sangkarnya , biar cakarnya tembus di kaki babi hutan
Jangan lepas panah senapan di antara belenggu kemiskinan
Agar tak ada sejarah yang terlupakan
Jam lautan terus mengalir membawa infeksi
                          Bencana alam mulai menggores kertas putih
                          Menghancurkan suara kalbu
                          Berziarah dibalik empati
                         Siapa penjual mulut manis simpati arwah
Kenapa kafan ini diperkosa padahal uang akan datang menghampirinya
Emansipasi ditidurkan saja disamping dapur
Dan buat revolusi bercampur bumbu korupsi
Ciptakan wacana dengan cara membajak kerangka sejarah hidup manusia 



                                                      CATATAN WAKTU MALAM   
Saat senyum menyatuh dalam mata
Rambut membelai mesra hati
Mengungkapkan tabir hidup dalam mimpi
Menyentuh butiran mutiara dan karang
                       Terpesona getaran melati dan kamboja
                       Teringat kembali masa – masa lampau
                       Terjadi bisikan cahaya dalam pikiram
                        Termenung saat mengigat
Catatan waktu malam
Sosok yang aku sapa terapung di atas awan
Menghiasi rembulan dan bintang lewat nama
Memperindah kecantikan dan ketampanan


                                                               IZINKANKU
Izinkanku melepasmu
Saat kau tak lagi mencintaiku
Izinkanku melupakanmu
Saat kau tak lagi merindukanku
                              Tataplah mataku
                              Sentuhlah jantungku dengan kasih sayangmu
                              Aku bingkai lukisan cinta di piguramu
                              Pajanglah di relung hatimu
                              Pandanglah bila kau rindu
Berikanku embun cintamu dalam setiap pagiku
Petiklah bunga kehidupan
Cium baunya dan cium wanginya
Senyumlah dan genggam tanganku
Langkahkan kaki menuju matahari
                               Bolehkah aku hadir dalam mimpimu
                              Untuk sekedar memeluk cintamu
                            Aku ingin abaikan bunga , kupu – kupu  , bintang tapi tidak dirimu rembulan
Berikanku sinar abadimu
Sampai hatiku redup olehmu rembulan dalam sanubariku  

   
                                                             SATU KATA
Satu kata mengalir dalam hatiku
Bersemi seperti bunga mawar
Embun kerinduan membasahinya
Sinarnya mampu menusuk kalbuku
   :                    Daun hidupku mulai tersenyum
                       Saat air matamu menetesnya
                       Mutiaramu menyatuh dalam lautan sayangku
                       Aku sentuh pasir di tanganmu
Aku kejar suara hatimu
Lewat angin dan banyanganmu
Aku merenung dibalik air kehidupan
Apa aku bisa jadi penyejuk hatimu
                      Aroma perjalananku terhenti
                      Di antara 1000 bunga
                      Ada satu yang menusuk batinku
                      Tak ingin aku ragu memetiknya
Sebagai tanda pancaran indahmu padaku
Air mataku sebagai siraman hidupmu yang layu
Akan aku jaga sampai tangkainya jatuh pada tanah
Cukup sudah aku melihatmu
                        Tapi harummu selalu di hatiku
                        Bukan keindahanmu yang aku cari
                        Tapi sebuah kesetian dalam kehidupan cinta abadiku 


                                                       MUSAFIR RINDU
Aku ingin jadi musafir dalam banyanganmu
Tak akan lelah hatiku mengembara mencari rasamu
Sekarang aku jatuh di padang pasir hasratmu
Terbuai air mata keabadian masa laluku
                          Hatiku terdampar di lautan jiwamu
                          Kau mutiara dalam sanubariku
                          Terbingkai karang dalam kehidupanku
                          Semakin dalam air mataku padamu
Aku akan membisu bila aku salah
Air  matamu terlalu berharga dalam hidupku
Tak ingin aku kecewakan dirimu
Sebab kau bidadari untukku
                              Dimana aku ingin bersandar
                              Disaat aku tak berdaya
                 :             Istana cinta aku ingin kesana
                              Bersanding dengan bidadari cantik sepertimu
Lewati gelombang pancaran matamu
Terjatuh rindu dalam tangisku
Tak berdaya akan damainya cinta
Mati dalam satu hati di lubuk hatimu


                                                                 HANCUR
Luka itu masih membekas di hati
Bersama air mata aku tumpahkan egoku
Kata apa yang harus aku ucapkan
Saat mutiara yang aku dambakan hancur
                    Hatiku tergeletak di padang pasir
                    Membawa dua tetesan air hujan
                    Kini kegelisahanku mulai membawa darah kebekuan
                    Ragaku terkapar melihat bidadari yang terbang di mata
 Maafkan aku mematahkan sayapmu
Maafkan aku membunuh cintamu
Tapi aku lakukan demi hati yang berceceran nana – nana bisu
Mungkin saatnya aku berdiri sendiri
                       Tanpa ada lubang di hati
                       Tanpa ada butiran nama
                       Yang ada hanya kematian trauma
                       Yang akan membekas sampai aku berkelana dalam kuburan salju
 

                                                 &nbrp;       BIARKAN
Aku lihat kau bersimbah darah terkena percikan matahari
Kau bukan hantu yang seharusnya menemani siang dan malamku
Kau bidadari yang seharusnya menjadi sayap-sayap patahku
Kau mutiara yang seharusnya menjadi aksesorisku
                      Kau embun yang seharusnya menetes dalam sukmaku
                      Biarkan aku mengenangmu lewat tarian angin yang membawa Aromamu
                      Biarkan aku membunuhmu lewat coretan isi lamunanku
                      Bau bebas terbang mencari panglima cintamu
Aku akan berkaca dengan cermin setengah lautan
Berharap gelombang akan menyapu kenangan hidupku
Disaat pasir membutahkan mataku

                                                  MASIH TAU
Masih tau tentang darahku
Masih tau tentang kalbuku
Masih tau tentang bentukku
Masih tau tentang kebusukanku
Masih tau tentang kematianku
Masih tau tentang kelaminku
Masih tau tentang identitasku
Masih tau tentang nerakaku
Apa aku harus membunuh demokrasi ala pemerintah
Apa aku harus telanjang mengejar keadialan
Apa aku harus berak dimuka penghianat Bangsa
Atau membawa pelacur untuk memuaskan hak asasi surga
Atau membawa teroris berjihad
Atau membiarkan tatanan negeriku hancur
Aku hanya ingin mati dalam kuburan revolusi
 
                                                  HIDUP ADALAH PILIHAN

Hidup adalah pilihan
Di tindas atau tertindas
Di bunuh atau terbunuh
Di jual atau terjual
Di asingkan atau terasingkan
                            Tinggal waktu yang menentukan
                             Apa angin yang menyapa
                             Atau tanah yang menghampiri
                             Inilah air dan api
 Tergantung mentari dan rembulan
Mau membagi waktu untuk sinarnya
Semuanya serba egois
Semuanya melamun karena uang
                          Tak ada yang mau membalas
                          Tangisan hujan yang teraniaya
                          Teriakan rumput yang kelaparan
                          Muntahan darah keringat jalanan
 Sementara baju – baju asing di belai
Brosur mengeluh dengan isi skenarionya
Tapi mata dunia penglaris ambigu berita
Berita paradigma dan struktur yang kasap mata
                           Kacamata cakrawala tersusun rapi di meja evaluasi
                           Melampui tetesan logis material kata – kata inspirasi mutiara
                           Menusuk gelombang air pasir demokrasi
                           Dengan dijaga teroris bersenjata
 Peluru rakyat bergumpal debu
Untuk jenazah yang gugur
Di tengah sawah yang terjajah kejujuran
Minyak tanah membakar tenggorokan
                          Membuat tangkai awan berjatuhan
                          Ini primordial bangsa dedaunan
                          Mayoritas budaya revolusi
                          Minoritas kaum kapitalisme
Biarlah sejarah yang bernostalgia
Dengan renungan toleransi
Yang berimplikasi fenomena alam

                                                     AKU RASA    (  HANI   )
 Tak aku sangka melupakanmu ternyata sulit bagiku
Tiap pagi dan malam aku selalu teringat wajah cantikmu
Aku menyesal telah kehilanganmu
Sekuat hati aku tahan air mata ini
                             Demi kebahagianmu dengannya
                             Di setiap waktu ......
                             Aku ukir indah namamu di lubuk hati yang terdalam
                             Berharap suatu saat nanti kau akan bersamaku lagi
Tak peduli kapan waktu akan mempertemukan cinta kita kembali
Walau lelah akan aku pendam kecemburuan ini
Demi cinta yang pernah menyakitimu
Aku akan tetap menunggu dan menunggu
                          Sampai akhirnya mulut indahmu memaafkan kesalahanku pada malam itu
                          Aku terluka saat melihatmu bersamanya
                          Aku ingin membunuh rasa ini
                          Dan berharap kau akan mengerti indahnya rindu yang aku lukis dalam hariku
Aku masih terus berjalan tanpa dirimu
Tapi apa yang aku dapat kelemahan dalam pikiran
Kau wanita yang mampu menusuk sukma dan jiwaku
Aku terkapar ketika mengingat dirimu
                          Menangis dikala bayanganmu datang
                          Untuk apa aku paksa dirimu biar membuka hati untuk cintaku ini 
                          Aku tau kau telah tersakiti oleh tingkah lakuku
                          Tapi aku telah memilih pada malam itu
Kau tega hancurkan aku lalu kau pergi tanpa aku tau
Aku ingin dengar cerita tentang dirimu saat kau kehilanganku
Apa kau menangis , sedih , gelisah atau tertawa
Tapi yang aku lihat matamu merah dan bengkak saat kita masih bertemu
                          Jujur saja aku masih terasa tidur
                          Dan tak tau kalau kau pergi dari sisiku
                          Yang aku rasa kebahagian bila kau tertawa
                          Dan tersenyum bersama lelaki yang kau sayang
Aku tak bisa mendengar suaramu
Aku tak bisa melihat kecantikanmu
Aku tak bisa memandang tingkah lakumu
Aku hanya bisa mendengar , melihat dan memandang hatimu dari kejauhan
                           Waktu terus berputar
                            Kini kau bersanding denganya
                           Yang aku lihat sinarmu semakin redup untuk aku kejar
                           Karena kau bukan wanita yang aku kenal dulu
Kau berubah karena kesalahanku
Sementara sejuta penyesalan mematikan aku secara pelan – pelan
Mungkin ini tantangan untuk melepas kepergianmu
Apa karena ketidak pastian
                           Kau malah memilih pergi untuk melupakan semuanya
                           Kau tau apa yang aku rasakan sekarang
                           Hatiku hancur , berserakan seperti penuh darah
                           Dan aku tak mampu lagi mencari sinar cinta
Selain tatapan matamu pada pandangan pertama
Yang akhirnya tatapan kedua membuat kau membenciku
Jika memang salah............?
Aku menunggumu dengan harapan yang kosong
                         Bilang saja dengan suara kerasmu
                         Lalu teriak di telingaku
                 “  mending kamu cari cewek lain dan aku lebih senang melihatnya . buktikan             kepada aku kalau kamu gak akan mengulangi kesalahan yang kamu perbuat kepada aku terhadap cewek lain “
Tanpa terasa aku terbangun dari tidurku
Dan aku tak mau terus menerus meratapi kesalahku terhadapmu
Terkadang aku memang salah mengambil keputusan
Keputusan untuk memilih dirimu
                          Wajar saja jika aku masih menunggumu
                          Kau boleh saja pergi bersama lelaki pilihan hatimu
                          Pendirian hati ini hanya untuk kau seorang
                          Suatu hari nanti ........?
 Aku pasti bisa memelukmu
Walau hanya dalam imaji saja
Kau akan tetap menjadi matahari dalam siangku
Kau akan tetap menjadi rembulan dalam malamku
                        Yang akan bersinar di sepanjang hayatku
                        Jadi jangan pernah paksa aku untuk mencari penggantimu
                       Karena di balik kalbumu masih tersisa cinta yang hanya untukku
                      Akan aku buktikan bila nanti kau kembali kesisiku
Dan biarkan aku menjagamu seperti aku menjaga rindu terhadap kedua orang tuaku


                                            PELECEHAN DI DALAM ANGKOT
Naas benar gadis yang perawan itu
Wajahnya yang cantik tiba – tiba suram
Manusia hanya bisa terdiam melihat para gadis
Di buang setelah di ambil kemaluannya
                            Hidup ini sadis ........
                            Bila perubahan horizontal dan vertikal tak sejalan
                            Bila waktu yang dinamis dan statis tak berirama
                            Semuanya bisa terjadi karena pancaroba
Memang ekstrim kejadian yang satu ini
Pelecehan di dalam angkot bukanya pelecehan di dalam hotel
Mungkin karena hawa nafsu mereka memperkosa
Atau karena seks bebas yang sudah masuk kemana – mana
                              Lewat tayangan televisi , koran , majalah , dan jejaring sosial
                              Mereka menumpahkan pengetahuannya
                              Terhadap apa yang mereka lihat dan mereka baca
                               Konsekuensi untuk para orang tua
Agar selalu menjaga anak perempuannya  
Alternatif apa yang bisa di tawarkan
Agar kejadian ini tak terulang lagi di masa yang akan datang
Karena modernisasi industri budaya asing
                              yang cepat di terima di kalangan masyarakat
                              Membuat produksi moral tak ada harganya
                              Sepintas tiruan dari negeri awan
                              Yang membuat tangan melukis kutang payudara 
Memasukkan bom kedalam hubungan intim
Hingga mengeluarkan darah dari hasrat
Dari keringat kepuasan virus itu datang
Dan menularkan HIV AIDS ke muka
Bukan muka pelacur tapi muka lelaki hidung belang


                                                             SUARA
Setiap populasi mengandung arti
Dari yang dinamis hingga statis
Buktinya diskriminasi tetap mendominasi
Dari dinamika inklusif dan eksklusif
                         Monopoli waktu tetap berjalan
                         Sementara legalisasi ijazah tertumpuk – tumpuk di meja hijau
                         Suara siklus diperdebatkan
                         Oleh feodalisme , liberalisme , komunisme , rasionalisme hingga kapitalisme
Apa saja yang mereka produksi
Hanya intervensi logika
Ini tak adil untuk ditahan
Hapus saja paradikma yang otonom
                        Walau nanti reproduksi halusinasi yang terjadi
                        Biarkan bendera reformasi berkembang biak
                        Membawa perubahan popularitas
                        Mungkin saja revolusi humanisasi disosialisasikan
                        Untuk membuat eksistensi totalitas yang historis

                                                   TEORI HUKUM
Untuk akademisi kampus
Untuk akademisi pergerakan
Untuk akademisi komunitas
Untuk akademisi wacana
                          Kerahkan  seluruh masa
                            Rekrut mata dan hati
                            Untuk membuat akumulasi yang rasional
                            Bukan kontekstual hukum yang terperinci
Tapi budaya demokrasi
Untuk memproses suatu lapisan sosial
Dimana sapi membajak
 Dimana anjing patroli
                               Dimana kerbau menyanyi
                               Dimana tank membalas
                               Membuat kemiskinan
                               Mengeluarkan ide untuk perut
Tiba – tiba nasi , ikan , sayur ,bersatu dengan piring
Pencuri .....pencuri ....pencuri suara alarem
 Melihat pemandangan badan yang dekil
Satu persatu sandal , baju , sabun , odol , dan parfum
                                Diinterogasi polisi   
                                Punya uang berapa untuk menyewa tahanan
                                Dollar , Riyal ,Rupiah tinggal dicek direkening
                                Hukum sudah jadi bubur 
 Busuk citra  penguasa
Bila kuburan digali
Diamkan jasad ploklamasi
Sebagai referensi sejarah
                                                               POLISI
Suara terompet bernyanyi
Membawa udara cita – cita
Mata tajam bagaikan uang
STNK dan SIM di keluarkan
                   Suaranya melihat dompet
                   Catat nama dan alamat
                   Membaca dan menulis
                   Tak dapat di lihat dengan mata
Obat ini untuk mengendara
Supaya jalan lancar
3 kali sehari di minum
Jangan lupa makan yang teratur
                  Biar tabungannya cepat selesai
                  Pendidikan masa kini
                  Disulap menjadi jembatan
                  Polisi untuk rakyat
Itu hanya bunyi kicauan burung
Jalanan rusak gara – gara beras
Layangan terbang melintasi pangkat
Pangkat bersabuk emas dan mutiara
                 Sambil duduk minum kopi
                 Bukan makan roti + susu biar cerdas
                Yang ada hanya ikan kering
                Sayuran terung sama nasi jagung
Sapi , kambing , kerbau , ayam , itik
Berkeliaran ditahanan
Membuat undang – undang tertawa
Sumpah dunia ini berputar secara cepat
Sehingga waktu bisa di beli

                                                            POLITIK
Jangan bicara
Jangan membisu
Jangan menangis
Jangan menolak
                 Jangan tertipu
                 Jangan anarkis
                 Ini sandiwara
                Untuk hewan yang berdasi
Biarkan mata buta
Tertusuk santet
Memakan donat
Meminum alkohol
                   Agar tubuh putih membelai bunga desa
                   Berteriak anjing – anjing bermuka uang
                    Jalanan rusak karena ludah anjing
                    Mengejar mimpi rakyat
Menembus cakrawala sejarah
Melemparkan pahlawan di rumah sakit
Bersepatu roda melintasi langit
Mengalir di sungai yang penuh ambisi
                     Lalu berbaris di muka lautan
                     Membawa mutiara
                     Melepas ikan busuk di telinganya
                     Hidungnya bermuara tak ada batas
Mencerminkan singa dan bayangan pocong
Sehingga membuat semut berdemo
Menolak demokrasi
Selendang keadilan punya waktu
                    Waktu untuk hidup dan mati
                    Berdua menikmati tubuh sang perawan
             &nbrp;      Menetes darah dari kutang – kutang
                    Ini politik sehingga terdengar tulisan
“ Prestasi di bangun mulai dari usia dini dan Kejujuran dimulai dari lapangan hijau “    
Muak melihat pencuri yang sopan
Cerdas tapi tak punya akal
Hanya bisa bersuara tapi hatinya berdebu
                     Sampah ini masih rapi di meja makan
                     Sebagai bukti kemajuan bangsa
                     Intelektual padi
                     Dipotong secara permanen
Menjemput bola disinggasana kerajaan
Sementara pasukan pahala tak bernyawa
 Padahal surga sudah dibangun
Tapi isinya hanya manusia bertopeng
                  Hujan salju turun secara tiba – tiba
                  Mendinginkan surga
                  Memanaskan neraka untuk padi
                  Awan kelabu menjadi jam dinding
Menjauh dari lintasan kereta api
Sepeda hias pelan – pelan berjalan
Agar rantainya tak jatuh keselokan
Biar kuburan itu abstrak
                  Tukang becak dan tukang ojek
                  Secara rajin berziarah
                  Murkalah alam
                 Sepintas kompas mencari air
Hiu  , bintang terbang melalui plastik
Terbakar di atas rembulan
Secara tak sadar meteor kemunafikan terjatuh
Satu persatu berbicara kalau politik sampah memang busuk
  
                                               LEMBARAN BARU  
Aku ingin buka lembaran baru
Bersama indahnya bulan
Separuh hatiku masih terluka
Tapi aku masih menyimpah cinta
                 Walau trauma masih menghantui
                 Ada bayangan yang masih menghampiri
                 Tapi aku harus menepisnya
                  Aku ingin cari bunga yang harum
Elok bahkan yang indah di mataku
Aku ingin harumnya membuka lenbaran baru
Untuk mencari penggantinya
Apapun akan aku lewati
                     Hanya demi cinta sejati
                     Sehingga tak menyakitkan hati

                                                CINTA SELAMANYA
Jika bintang bisa mencintai rembulan dengan sepenuh hati
Mengapa matahari tidak bisa mencintai embun dengan sinarnya
Memang tanah yang gersang merindukannya
Tapi apakah hujan demikian juga
                  Bunga memang indah tetapi banyak yang menyakitinya
                  Jika bintang merindukan rembulan
                 Jika tanah merindukan air hujan
                 Jika bunga merindukan sosok yang baik
Tapi embun hanya bisa merindukan
Sinar yang menyakitkan
Waktu terus berjalan
Tapi cinta akan selalu ada
                  Bintang kepada rembulan
                  Tanah kepada air
                  Bunga kepada yang mau mencintai
                  Begitu juga embun yang setia selamanya
Walau sakit tapi ia selalu tersenyum padanya
Dan semuanya berkata
Cintamu cintaku
Rindumu rinduku
                   Sayangmu sayangku
                   Sedihmu sedihku
                   Ragamu ragaku
                   Hatimu hatiku
Rasamu rasaku
Jiwamu jiwaku
Ciummu ciumku
Pelukmu pelukku
                    Setiamu setiaku
                  Tugasmu tugasku
                   Harapanmu harapanku
                   Adamu adaku
                   Janjimu janjiku

                                                 KECELAKAAN BUS
Antisipasi jalan
Dari kanan , timur , selatan dan utara
Jangan bilang air merusak keramik
Panca indra mulai terlihat
                  Dari dinding sekolah
                  Argumen di jual belikan
                  Sementara rambu lalu lintas terdiam
                  Kuburan duka cita menangis
Karena nyawa datang sebagai pelangi
Sepintas santai tapi mereka sangat kehilangan
Terpukul oleh maut yang datang tiba – tiba
Matanya lepas ketika jenazah tertawa
                  Sudah banyak korban di makamkan di halte bus
                  Tinggal tunggu sidang siapakah yang salah
                   Bukan kertas pahala ternodai darah
                   Tapi sesajen memakan korban
Dunia cepat berputar
Sehingga kepala pusing mencari asumsi
Asumsi para dewa – dewi yang romantis
Tersipu malu bila waktu di salahkan
                     Jadwal padat melukis trauma berlian
                    Selembar kertas terbakar
                   Menghanguskan jutaan penumpang
                   Doa empati dilakukan
Agar solidaritas tidak anarkis
Bukan hanya mencaci maki para korban
Dengan untain kamera
 Belum selesai tulisan foto di cetak dikoran
                   Membuat gelombang rindu
                   Air mata merpati membawa pesan
                   Dari tetesan surga dan neraka
                   Kecelakaan ini sejarah bangsa
Dari krisis ekonomi
Dari serakahnya manusia
Manusia robot yang keterlaluan
Mengisap wajah – wajah pribumi
                   Menggantinya dengan wajah arsitek
                   Sehingga jalan tambah sempit
                  Akhirnya waktu menjadi uang
                  Teori koruptur di keluarkan
Masa – masa lampau tinggal debu
Debu yang berubah pedang , pisau ,paku ,dan kerikil
 Hingga akhirnya bintang berjatuhan
Rembulan melamun
                  Matahari kesurupan
                  Tanah menjelma malaikat
                  Sebentar lagi kamboja adalah kasurnya
                  Baju kafan sebagai selimut yang pergi
Roda kuburan menantinya
Meminta tanggung jawab
Dari yang ada dan tidak ada
Agar malaikat tenang memeriksa
                    Supaya pasien kecelakaan bus
                    Tidak bergentanyangan
                    Tidak menghantui jalan
                    Tidak menjelma keluarga


                                                      KELUARGA
Dari bapak adam dan ibu hawa
Kita di lahirkan di bumi
Secara Cuma – Cuma tanah di ciptakan
Bentuknya bervariasi
                    Ada  cantik berwajah perempuan
                   Ada ganteng berwajah laki – laki
                   Sebagai bukti eksistensi tuhan
                   Sepanjang perjalanan waktu
Nama – nama pernah diasingkan
Kini bangkit dengan sejuta bayi
Terbunuh karena takdir
Tapi kita saling perpasang – pasangan
                  Untuk sebuah obsesi pernikahan
                  Legenda istri dan suami
                 Untuk membentuk keluarga
                 Jangan pernah selingkuh
Bila kesetiaan membakar sukma
Pekerjaan adalah modal
Relasi untuk berlindung di masa tua
Tak semudah novel dan sinetron
                Mengikuti alur cerita
                Kadang senang menghampiri
                Kadang sedih yang datang
                Keluarga yang utuh di mulai
Dari komitmen sederhana
Serasinya pasangan , keluarga , kerabat , masyarakat dan lingkungan
Setara dengan isi hati
Hati ibu untuk anaknya
               Hati ayah untuk lukisannya
               Dari restu keduanya
               Pernikahan akan berjalan
               Satu persatu malaikat menyaksikan
Indahnya pengantin
Malaikat dan bidadari berdoa
Semoga apa yang nantinya
Di cita – citakan cepat dikabulkan
Keluarga sakinah , harmonis, rezeki , anak soleh dan solehah

                                                  BAYANGAN API
Sepanjang perjalanan waktu
Dua teori datang
Untuk mendampingi di saat bahagia
Menyendiri bila sedih datang
                 Selembar kertas melukis jejak tubuh
                 Tanpa ada kata air mata membasahi tinta
                  Foto dan kenangan menjadi usang
                  Di antara lubuk hati
Mata batin terus berinteraksi
Melakukan adaptasi budaya , sosial dan verbal
Masih ada bekas nostalgia
Di balik dinding – dinding kesunyian
                   Secara pelan – pelan merasuk dalam sukma
                   Memodifikasi sawah menjadi perumahan elite
                   Sungai tak tau harus mengalir kemana
                   Lambat laun hama menghancurkan petani
Perusahaan semakin membajak hasil kerbau dan monyet
Sementara ekspor padi dan kelapa sawit mulai otonom
Baik dari kalangan internal dan eksternal
Di mana hidung mereka tak mencium kesusahan yang ada
                  Mereka menjelma uang saat manusia , hewan , tumbuhan kelaparan
                  Setiap  tetesan keringat adalah sesuap nasi
                  Tetapi  jam keadilan tak berfungsi
                  Jangan salahkan tuhan dan alam bila betrokan terjadi
Hukum memang harus ditegakkan
Dengan membakar kejujuran
Seandainya bendera merah putih jauh dari komitmen
Mungkin sudah saatnya darah di keluarkan
                  Sebagai bukti eksistensi kesabaran 
                  Bayangan cita – cita yang pernah dilukis
                  Dari masa kecil hingga dewasa
                  Kini musnah dibakar api
Membuat asap tebal di atas lautan
Menghempaskan kesedihan ketepi pantai
 Mengeluarkan sampah dari kejauhan
Tanpa ada keraguan petir membawanya terbang

                                                        CERITA
Dari sarung kering kau tertidur
Matamu kesakitan meneteskan darah
Suara batukmu memaksa air mata
Belain rambutmu kusam karena keadilan
Dari tidurmu kesedihan pergi
Dari bangunmu penyakit datang
Secara wajar matahari melihatmu
Tapi kau palingkan wajahmu
Gelisah tak dapat dipungkiri
Bila rembulan yang cantik bicara
Tetap saja kau bisu dan tak mendengar
Bentuk kurus menjerit dalam perutmu
Membuka cerita dari pagi sampai malam
Cerita seorang petani malang
Dari sudut sawah keringat menjadi uang
Padi  ,  rumput dan  jagung adalah teman untuk burung
Burung untuk orang sawah yang rajin
Rajin menggembalakan kambing , kerbau , ayam , angsa dan sapi
Cerita seorang nelayan malang
Melawan ombak demi cita – cita sang anak
Untuk bisa membuat menu yang cerdas
Tak peduli perut tertusuk pisau
Asalkan istri dan anaknya tersenyum
Ini hidup pedesaan jauh dari kontradiksi alam

                                           Nasehat PMII Buat Mahasiswa
Mahasiswa jujurlah pada dirimu sendiri
Mengapa kau selalu mengatakan PMII adalah pilihan
Apakah hanya mengikuti tradisi terdahulu atau impianmu yang berlebihanlah
Yang mengerakkan lidahmu begitu

Mahasiswa ......PMII adalah organisasi yang menjanjikan dari harapanmu
Darimu hanya untuk PMII
Dan ia sendiri tak ada yang tahu apa yang akan dianugrakan PMII kepadamu
Semua yang khusus untuk PMII khusus untukmu

Mahasiswa .....PMII adalah organisasi yang ia serahkan kepadamu
Dan jiwamu serahkanlah semata – mata kepada PMII
Berbuatlah untuk PMII
Bergeraklah untuk PMII
Berkorbanlah untuk PMII
Berjuanglah melawan dirimu sendiri untuk PMII

Sucikan kelaminmu berbuatlah
Sucikan tanganmu berbuatlah
Sucikan mulutmu berbuatlah
Sucikan hidungmu berbuatlah
Sucikan wajahmu berbuatlah
Sucikan matamu berbuatlah
Sucikan matamu berbuatlah
Sucikan telingamu berbuatlah
Sucikan rambutmu berbuatlah
Sucikan kepalamu berbuatlah
Sucikan kakimu berbuatlah
Sucikan tubuhmu berbuatlah
Sucikan hatimu sucikan pikiranmu berbuatlah

Sucikan dirimu

Mahasiswa .....bukan perut yang lapar
Bukan tenggorokan yang kering yang mengingatkan ketaifan dan melembutkan rasa

Perut yang kosong dan tenggorokan yang kering
Ternyata hanya penunggu atau perebut kesempatan yang tak sabar atau terpaksa
Barangkali lebih sabar sedikit dari mata , tangan , kaki dan kelamin
Lebih tahan sedikit berpuasa
Tapi hanya kau yang tahu hasrat dikekang untuk apa dan untuk siapa

Puasakan kelaminmu untuk memuasi ridho
Puasakan tanganmu untuk menerima karunia
Puasakan mulutmu untuk merasai firman
Puasakan hidungmu untuk menghirup wangi
Puasakan wajahmu untuk menghadap keelokan
Puasakan matamu untuk menatap cahaya
Puasakan telingamu untuk menangkap rindu
Puasakan rambutmu untuk menyerap belai
Puasakan kepalamu untuk menekan sujud
Puasakan kakimu untuk menapak sirotol mustaqim
Puasakan tubuhmu untuk meresapi rahmat
Puasakan hatimu untuk menikmati hakekat
Puasakan pikiranmu untuk menyakini kebenaran
Puasakan dirimu untuk menghayati hidup

Tidak ........puasakan hasratmu hanya untuk merubah kebodohan

Mahasiswa .....PMII organisasi pilihanmu katamu
Kau meniru ucapan seniormu atau telah merasakan sendiri kesuciannya melalui kesucianmu
Tapi bukankah kamu selalu menundah – nundah
Mendahulukan kedengkian , keserakahan , ujub , riak ,takabur
Dan sampah – sampah lainnya yang mampet dari comberan hatimu

Mahasiswa .......inilah waktu yang tepat untuk memutuskan dan memilih untuk merubah diri
Inilah bulan baik saat baik untuk merobohkan berhala dirimu
Yang secara terang – terangan dan sembunyi – sembunyi kau puja selama ini
Atau akan kau lewatkan lagi kesempatan ini seperti mapaba – mapaba yang lalu

                                                           CINCIN
Untuk sebuah kenangan
Air mata ini bicara
Mulut ini menangis
Tubuh ini busuk
Hati ini tertawa
Emosi ini tersenyum
Di balik keranda kehilangan
Melepas pakain kafan suci
Celana doa hitam putih
Sabun pahala abstrak
Sampo penyesalan
Yang membuat teka – teki
Cincin kehidupan  amnesia hadir kembali
Dengan dua cahaya matahari dan rembulan

                                                   BBM  ( Bahan Bakar Minyak)
 Suara pelangi masyarakat membentang di awan
Mengeluarkan material aspirasi kosong
Samudra lautan mengalir di depan mata
Gurun substansi sudah berkeringat
Mencium bahan bakar minyak yang terorganisir
Dari sudut pandang persepsi berbeda
Tembakan argumen meletus di gedung asing
Mematikan seribu tahanan
Membangkitkan berjuta nostalgia
Dari bahasa asing dan bahasa indonesia
Dengan titel berbintang intelektual
Manusia memakan manusia
Binatang bergaya manusia
Manusia meminun darah manusia
Vampir inspirasi manusia
Ini bukan mitos atau legenda
Tapi sebuah bom bagi manusia
Yang siap menjaga dan membinasakan   
                                                               PARADIGMA
Sebuah artistik untuk manusia , tumbuhan dan binatang
Mempunyai persepsi di atas jembatan demokrasi
Lidah penyambung bagi aksi fundamental
Diperkuat argumen relasi dikereta api
Unsur substansinya berkaca  pada propaganda
Satu kata melukai makna
Berhembus kenyang pisau infotemen dan berita
Daun kompas , jawa pos mengisi tanah gersang
Dari pertikaian mulut kuman paradigma keluar
Keluar sebagai angin , tanah , air dan api
Sementara kaum pribumi terdiam dibalik bambu
Dan kaum feodal tertawa di langit